Senin, 04 Juni 2012

Meraih Popularitas dengan Sensasi


Menjadi terkenal memang tidak mudah. Butuh pembuktian dan eksistensi dalam bentuk prestasi. Tapi tampaknya hal itu tidak berlaku pada dunia hiburan Indonesia. Hanya karena ingin terkenal secara instan, beberapa artis memilih menggunakan cara menebar sensasi.
Sensasi demi sensasi yang tak pernah absen dari acara infotainment memang berhasil menye dot perhatian masyarakat. Meski melalui hujan cibiran dan kalimat sinis, toh artis yang jadi objek omongan itu makin terangkat juga namanya.
Strategi inilah yang agaknya dipilih Nikita Mirzani untuk mengibarkan namanya di industri hiburan. Muncul pertama kali dengan pemberitaan kasus pemukulan terhadap dirinya oleh Kiki “The Potters“. Dan kasus semakin berbuntut panjang lantaran Kiki juga meladeni tuduhan sang mantan pacar itu.
Setelah peristiwa itu, seolah nama Nikita semakin akrab di telinga para pemirsa televisi. Wanita yang kerap muncul di majalah dewasa tersebut sempat menjadi pembahasan karena foto-foto syurnya bersama Andrew Andhika dan foto kontroversi bersama artis Daus Mini.
Pengakuannya berselingkuh dengan komedian Indra Birowo juga menyedot perhatian awak media. Pasalnya jarang sekali seorang artis dengan tegas dan terkesan bangga mengaku dirinya merebut suami orang.
Tak berhenti di situ. Perseteruannya dengan aktris dan model, Jenny Cortez pun selalu membuat penasaran publik. Aksi saling cela melalui Twitter dan konfrensi pers berlangsung sengit bak anak kecil yang sedang saling bermusuhan.
“Buat kamu, mudah-mudahan kamu cepat sadar. Kalau bikin sensasi jangan yang murahan. Yang mahalan dikit nggak bisa emangnya,“ lontar Jenny Cortez kepada Nikita pada sebuah jumpa pers.
Keduanya memang sedang terlibat pembuatan sebuah film. Konon perselisihan mereka berawal dari perang Twitter dan bersambung di lokasi syuting. Belakangan Nikita malah mengaku pertengkaran sengitnya dengan Jenny hanya akting semata.
“Itu cuma settingan. Ribut-ribut aku sama Jenny dipakai untuk naikkin film baru dimana saya sebagai pemeran utama dan Jenny peran pembantu,“ ujar Nikita.
Ya, mau tak mau pada akhirnya wanita 26 tahun tersebut lekat dengan kesan buruk. Namun hal itu tak lantas membuat Nikita gusar. Namanya yang semakin kondang justru membuat wanita yang pernah berurusan dengan FPI karena pose yang menon jolkan aurat itu dibanjiri job.
Cinta Penelope
Bosan dengan cerita sensasi Nikita Mirzani, pemirsa televisi ganti disuguhi dengan cerita mengagetkan yang datang dari Cinta Penelope. Wanita pelantun ”Keong Racun” itu membeberkan nasib yang dialami sebagai istri ke enam vokalis grup musik Debu, Mustofa.
Sambil berderai air mata, Cinta, panggilan akrabnya mengurai kisah bahwa dirinya dinikah siri di dalam mobil oleh Mustofa, sang vokalis. Pernikahannya tak berlangsung lama, bahkan cerita Cinta semakin tampak memilukan saat dirinya bilang pernyataan cerai diucapkan Mustofa hanya melalui telepon.
Belakangan, nama wanita yang mempunyai banyak tato di tubuh itu juga ramai diperbincangkan di forum dunia maya. Bagaimana tidak, Cinta mengaku telah dilecehkan oleh seorang ustadz. Cerita tentang dirinya akan dinikah siri hingga celana dalamnya dicuti sang ustadz pun mengemuka.
Terang saja cerita yang tidak biasa itu memancing komentar ngalor-ngidul di dalam forum gosip. Tapi sadar atau tidak, ramai dan hangatnya perbincangan tentang sepak terjang Cinta dengan si ustadz telah membuat namanya makin tenar.
Ya, lagi-lagi sensasi. Setelah heboh cerita gontokgontokan antara Jupe dan Depe, kini eranya Nikita Mirzani dan Cinta Penelope. Dan benar, gara-gara cerita yang bikin orang geleng-geleng kepala itu, maka terkenallah mereka.
Publik figur memang butuh diberitakan oleh media. Kalau tidak karena prestasi, ya karena sensasi. Jika artis sepi pencapaian prestasi seperti membuat film, merilis album atau menang penghargaan, maka untuk mejadi tenar cukup bikin sensasi. Seperti yang sudah-sudah, seleb yang ribut dengan sesama seleb, berdandan seronok, menyebarkan foto atau video mesum berhasil membuat mereka menghiasi layar kaca setiap hari.
Tapi, tentu saja masyarakat tahu dan pintar memilah, artis terkenal mana yang berhak mendapatkan tepuk tangan penghargaan dari penggemarnya. Agnes Monica contohnya. Gadis 26 tahun itu kerap wara-wiri di layar televisi. Bukan karena gosip tentang kehidupan pribadinya, Agnes justru eksis karena sering mendapatkan penghargaan.
Penyanyi cilik yang berproses menjadi artis multitalenta itu baru-baru ini menggondol dua penghargaan digital dari Shorty Award untuk kategori Best Singer 2012 dan Best Fashion 2012. Ditambah dirinya masuk nominasi penghargaan bergengsi Amerika, Nickelodeon Kidís choice Award 2012.
Atau bintang film berparas ayu, Dian Sastrowardoyo. Beberapa hari yang lalu, ibu satu anak itu mendapat kehormatan menghadiri pagelaran akbar insan film dunia, Festival Cannes 2012.
Namanya di belantika perfilman Indonesia memang tidak perlu diragukan lagi. Jadi, tak usah mewartakan kisah pribadinya pun, kehadiran Dian sudah ditunggu-tunggu para pencinta film.
Ya, sensasi memang jalan pintas menuju terkenal. Tapi sebenarnya siapa yang membuat para artis kelas dua itu menjadi terkenal? Adalah masyarakat sendiri yang juga dimakan penasaran dengan berita demi berita yang dilontarkan seleb kurang terkenal itu.
Jadi, akankah ketenaran artis penuh sensasi bertahan lama? Jawabannya bergantung pada kita sebagai penonton. Tertarik tidak untuk mengikuti setiap kisah sensasinya lagi, dan berminatkah kita menonton filmnya? (Otit)







Nelpon Salah, Nggak Nelpon (juga) Salah


Lagi asyik-asyiknya main Play Station (PS), tiba-tiba ponsel Rico berbunyi. Sebuah pesan pendek dari ceweknya rupanya. ''Lagi ngapain, Say? Udah makan belum?'' begitulah yang tertulis di layar. Itu SMS kesekian kali dalam sehari dari si cewek. Rico bingung. Pengin tetap melanjutkan main PS yang tanggung kalau ditinggal atau balas SMS dulu.
Dilema Rico yang seperti itu nggak cuma sekali terjadi. Beberapa kali SMS dari si cewek dirasa nggak tepat waktu. Kalau nggak buru-buru dibalas, pacar marah. Kalau SMS dijawab kilat, bisa-bisa kerjaan yang lagi dihadapi nggak kelar-kelar.
Kebingungan yang dialami Rico itu wajar. lho. Bukan berarti Rico sudah nggak sayang dengan pacarnya, tapi komunikasi yang sering dan nggak terlalu penting terkadang justru bikin bosen. Setuju nggak?
Dalam hubungan pacaran, SMS atau telepon sekadar menanyakan kabar memang bikin hubungan makin mesra. Nah, biar komunikasi tetap jalan tapi nggak bikin bosan, ada caranya, lho.
Coba tengok gaya pacaran Desya Tri Marhaenda (19). Desya memang tiap hari bisa bersua dengan pacar karena kebetulan mereka sekampus. Tapi cewek penggemar Jejepangan itu punya cara biar nggak jenuh meski sering ketemu dengan pacar.
''Kami ketemu di kampus tiap hari. Kalau sudah sampai rumah, ya SMS atau telepon kalau lagi ada perlu saja. Kadang kalau terpaksa telepon-teleponan malah saling diam karena nggak tahu mau ngomong apa,'' katanya.
''Biar nggak bosan, jangan sering-sering kirim pesan deh. Apalagi kalau pesannya diulang-ulang, misalnya keseringan nanya lagi dimana, sama siapa. Malah bikin sebal.''
Desya memang tahu kalau pasangannya juga butuh waktu untuk istirahat, bermain, belajar atau melakukan hal lain saat nggak bareng dia. Begitu pun dirinya. Nah, itu yang namanya menghormati privasi pacar.
Cara Teguh Ariyanto menghindari kejenuhan dengan pacar juga sama dengan yang dilakukan Desya. Karena dari pagi hingga sore sudah ketemu, maka di rumah Teguh hanya mengirim SMS sekali saja.
''Aku cuma kirim SMS sekali saja sekitar pukul 20.00 sehabis belajar. Tapi di facebook nggak menutup kemungkinan buat saling komentar,'' cerita siswa SMA 5 Semarang itu.
Cowok yang aktif di organisasi sekolah itu mengaku pernah merasa jenuh gara-gara keseringan SMS dengan sang pacar. ''Kalau sudah nggak ada yang dibahas, biasanya mencari-cari alasan biar SMS-annya selesai,'' terangnya sambil nyengir.
Ya, Teguh menyadari kalau komunikasi yang efektif itu penting dalam sebuah hubungan. Menurutnya, SMS, telepon, berinteraksi di dunia maya bisa menumbuhkan rasa saling percaya dan nggak bikin curiga.
Tapi urusan komunikasi, memang balik lagi ke orangnya masing-masing. Ada juga pasangan yang enjoy meski harus tiap menit SMS-an terus. Kayak cerita Elisa Susan nih.
''Wah, nggak terhitung sehari SMS berapa kali. Hm, bukan bermaksud lebai sih. Tapi satu jam saja nggak kasih kabar rasanya aneh. Stop SMS itu kalau lagi mandi dan tidur. Seharian penuh SMS-an baru ditutup dengan telepon,'' cerita siswi SMK Farmasi Yayasan Pharmasi Semarang.
Komunikasi yang seperti itu justru bikin Elisa dan sang pacar merasa nyaman dan diperhatikan. Bahkan meski tiap hari ketemu di sekolah, si pacar selalu menyempatkan diri datang berkunjung ke kos Elisa.
Meski mengaku pernah jenuh, cewek yang jadian sejak enam bulan lalu itu selalu berhasil dibikin nyaman kembali oleh sang pacar. ''Cowokku orangnya romantis. Dia nggak pernah kehabisan topik bahasan meski kadang yang dibahas hal-hal nggak penting,'' katanya.
 Oke deh. Rupanya tiap pasangan punya cara sendiri dalam berkomunikasi dan mengusir kejenuhan. Jadi, temukan model komunikasimu dengan pasangan dan semoga langgeng ya, Teman! (Otit)