Senin, 04 Juni 2012

Nelpon Salah, Nggak Nelpon (juga) Salah


Lagi asyik-asyiknya main Play Station (PS), tiba-tiba ponsel Rico berbunyi. Sebuah pesan pendek dari ceweknya rupanya. ''Lagi ngapain, Say? Udah makan belum?'' begitulah yang tertulis di layar. Itu SMS kesekian kali dalam sehari dari si cewek. Rico bingung. Pengin tetap melanjutkan main PS yang tanggung kalau ditinggal atau balas SMS dulu.
Dilema Rico yang seperti itu nggak cuma sekali terjadi. Beberapa kali SMS dari si cewek dirasa nggak tepat waktu. Kalau nggak buru-buru dibalas, pacar marah. Kalau SMS dijawab kilat, bisa-bisa kerjaan yang lagi dihadapi nggak kelar-kelar.
Kebingungan yang dialami Rico itu wajar. lho. Bukan berarti Rico sudah nggak sayang dengan pacarnya, tapi komunikasi yang sering dan nggak terlalu penting terkadang justru bikin bosen. Setuju nggak?
Dalam hubungan pacaran, SMS atau telepon sekadar menanyakan kabar memang bikin hubungan makin mesra. Nah, biar komunikasi tetap jalan tapi nggak bikin bosan, ada caranya, lho.
Coba tengok gaya pacaran Desya Tri Marhaenda (19). Desya memang tiap hari bisa bersua dengan pacar karena kebetulan mereka sekampus. Tapi cewek penggemar Jejepangan itu punya cara biar nggak jenuh meski sering ketemu dengan pacar.
''Kami ketemu di kampus tiap hari. Kalau sudah sampai rumah, ya SMS atau telepon kalau lagi ada perlu saja. Kadang kalau terpaksa telepon-teleponan malah saling diam karena nggak tahu mau ngomong apa,'' katanya.
''Biar nggak bosan, jangan sering-sering kirim pesan deh. Apalagi kalau pesannya diulang-ulang, misalnya keseringan nanya lagi dimana, sama siapa. Malah bikin sebal.''
Desya memang tahu kalau pasangannya juga butuh waktu untuk istirahat, bermain, belajar atau melakukan hal lain saat nggak bareng dia. Begitu pun dirinya. Nah, itu yang namanya menghormati privasi pacar.
Cara Teguh Ariyanto menghindari kejenuhan dengan pacar juga sama dengan yang dilakukan Desya. Karena dari pagi hingga sore sudah ketemu, maka di rumah Teguh hanya mengirim SMS sekali saja.
''Aku cuma kirim SMS sekali saja sekitar pukul 20.00 sehabis belajar. Tapi di facebook nggak menutup kemungkinan buat saling komentar,'' cerita siswa SMA 5 Semarang itu.
Cowok yang aktif di organisasi sekolah itu mengaku pernah merasa jenuh gara-gara keseringan SMS dengan sang pacar. ''Kalau sudah nggak ada yang dibahas, biasanya mencari-cari alasan biar SMS-annya selesai,'' terangnya sambil nyengir.
Ya, Teguh menyadari kalau komunikasi yang efektif itu penting dalam sebuah hubungan. Menurutnya, SMS, telepon, berinteraksi di dunia maya bisa menumbuhkan rasa saling percaya dan nggak bikin curiga.
Tapi urusan komunikasi, memang balik lagi ke orangnya masing-masing. Ada juga pasangan yang enjoy meski harus tiap menit SMS-an terus. Kayak cerita Elisa Susan nih.
''Wah, nggak terhitung sehari SMS berapa kali. Hm, bukan bermaksud lebai sih. Tapi satu jam saja nggak kasih kabar rasanya aneh. Stop SMS itu kalau lagi mandi dan tidur. Seharian penuh SMS-an baru ditutup dengan telepon,'' cerita siswi SMK Farmasi Yayasan Pharmasi Semarang.
Komunikasi yang seperti itu justru bikin Elisa dan sang pacar merasa nyaman dan diperhatikan. Bahkan meski tiap hari ketemu di sekolah, si pacar selalu menyempatkan diri datang berkunjung ke kos Elisa.
Meski mengaku pernah jenuh, cewek yang jadian sejak enam bulan lalu itu selalu berhasil dibikin nyaman kembali oleh sang pacar. ''Cowokku orangnya romantis. Dia nggak pernah kehabisan topik bahasan meski kadang yang dibahas hal-hal nggak penting,'' katanya.
 Oke deh. Rupanya tiap pasangan punya cara sendiri dalam berkomunikasi dan mengusir kejenuhan. Jadi, temukan model komunikasimu dengan pasangan dan semoga langgeng ya, Teman! (Otit)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar