Sabtu, 04 Agustus 2012

Cerdas Memilih Tayangan Ramadan

Stasiun televisi berlomba-lomba membuat tayangan khusus Ramadhan.  Para Pencari Tuhan dan Tapsir Al Misbah dikepung komedi, musik, dan sinetron drama. Kecerdasan sangat dibutuhkan  agar tak salah pilih tayangan yang tak berkualitas.
Ramadhan tahun 2007 silam, para penonton televisi mendapat hiburan segar sekaligus dakwah Islam yang dikemas dalam format sinetron. Dengan tokoh utama seorang penjaga mushala yang diperankan oleh Dedi Mizwar dan tiga orang pengembara diperankan oleh trio Bajaj, sinetron yang berjudul Para Pencari Tuhan (PPT) berhasil menyedot perhatian.
PPT hadir pada momentum yang tepat, di kala masyarakat yang jenuh dengan suguhan kisah drama yang semakin tak realistis. Seperti membentuk tren, tayangan sinetron kala itu seragam menyajikan konflik-konflik ekstrem yang dibalut dengan kemewahan dan ketimpangan yang besar antara ekonomi si kaya dan si miskin. Belum lagi kekerasan dalam tutur dan tindakan para tokoh yang pastinya berdampak buruk.
Inisiatif Dedi Mizwar melahirkan PPT terbukti berhasil dan disambut positif oleh berbagai pihak. PPT terkenal sebagai sinetron yang banyak penggemarnya sekaligus banyak iklannya. Bahkan tontonan ini sampai menggelar beberapa kuis interaktif berhadiah umroh.
Konsistensi sinetron yang mengangkat permasalahan masyarakat kelas bawah ini yang membuat PPT mampu mempertahankan penontonnya hingga sekarang. Buktinya pada Ramadhan tahun ini PPT hadir lagi untuk keenam kalinya di layar SCTV.
PPT adalah salah satu contoh tayangan Ramadhan berkualitas. Tidak hanya mendongkrak rating karena banyak penontonnya, juga sarat siraman rohani yang memang pas ditayangkan di bulan suci.
Belakangan PPT sampai menarik minat Negara Malaysia. Sebuah production house dari Malaysia berencana menayangkan sinetron yang kental dengan humor itu di negeri jiran.
PPT membuktikan kepada pemirsa yang terlanjur skpetis dengan hiburan televisi Indonesia bahwa kalau mau, sinetron yang ”bergizi”pun bisa diproduksi dan menjadi tayangan yang cocok untuk keluarga Indonesia.
Sebenarnya, Ramadhan memang waktu yang tepat bagi televisi swasta menyajikan sinetron religi. Sayangnya, tidak semua sinetron bernuansa Islam yang tayang tergolong berkualitas.
Sebut saja sinetron spesial Ramadhan tayangan RCTI berjudul Air Mata Ummi. Tayangan perdana sinetron dengan tokoh utama Widyawati itu memang mendapat sambutan positif pemirsa. Pasalnya meski konfliknya klise, setidaknya tayangan ini mengambil sudut pandang yang tak biasa, yaitu kehidupan keluarga dan seorang ibu.
Adegan Keburukan
Namun seiring waktu pemirsa mulai merasa bosan karena sinetron tersebut cenderung mengikuti pola sinetron pada umumnya. Seolah masyarakat sudah bisa menebak alur sinetron yang selalu menyajikan permasalahan perselingkuhan, kekerasan, kedengkian dan penindasan.
Hal yang sama juga tampak pada sinetron Tukang Bubur Naik Haji. Tayangan sekuel dari film pendek berjudul sama itu juga menuai kekecewaan dari pemirsanya. Nilai kebaikan yang akan ditonjolkan justru kalah dengan adegan keburukan yang terus diulang-ulang.
Tapi, bukan lantas pemirsa tidak punya alternatif tontonan yang baik. Beberapa stasiun televisi tetap menghadirkan acara untuk memenuhi kebutuhan rohani masyarakat. Semisal beberapa program khusus Ramadhan Metro TV.
Televisi berita itu menawarkan program acara seperti Ensiklopedia Islam, Inspirasi Ramadhan, Oase Ramadhan dan Tafsir Al Mishbah. Beberapa program tersebut merupakan progam yang sudah ada di tahun sebelumnya. Tampaknya, Metro TV percaya diri memberikan tayangan serupa kepada pemirsa.
Sajian religi di stasiun tersebut memang sudah mempunyai pemirsa setia. Kebanyakan penggemar acara tersebut mereka yang tak semata membutuhkan hiburan tapi lebih dari itu. Tafsir Al Mishbah yang menghadirkan M Quraish Shihab itu mengkaji makna Al-Quran lebih jauh. Acara ini bertujuan membantu pemirsa yang mengalami kesulitan memahami makna Al-Quraan secara lebih dalam.
Meski tak merajai rating, tampaknya pihak penyelenggara acara ini menyadari kebutuhan masyarakat tak melulu pada acara lawak, konser musik atau sinetron bernuansa religi.
Stasiun televisi Indosiar mempunyai program sinetron berjudul Sembilan Wali yang membidik para pencinta sinetron, Rangkaian Jalan Hikmah bersama Ustadz Solmed, Jelajah Masjid, Catatan Harian Santri dan Muhibah Pesantren. Tayangan jenis magazine documentary itu diharapkan dapat memenuhi kebutuhan pemirsa akan ilmu keislaman.
Ya, jika mau memilah, sebenarnya masyarakat bisa menjumpai tayangan Ramadhan yang berkualitas dan menyejukkan hati. (Otit)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar