Senin, 01 Oktober 2012
Hoax Bikin Hoek
Bagi yang tiap hari bergelut dengan internet, pasti sudah nggak kaget membaca artikel-artikel bohong. Contohnya berita tentang penyanyi remaja Justin Bieber yang ''ternyata'' seorang kakek-kakek, atau tentang kematian aktor laga Jackie Chan. Meski sempat bikin gempar dunia maya, toh kabar yang bikin orang mengernyitkan dahi itu pun segera diketahui bahwa itu sama sekali nggak benar.
Berita tentang Justin Bieber dan Jackie Chan itu baru beberapa. Dan dunia maya seolah jadi sasaran paling empuk untuk menyebarluaskan bermacam-macam kabar burung. Mulai dari gosip selebritas, info kesehatan, keagamaan hingga virus komputer.
Hmm, usaha untuk menipu atau mengakali masyarakat itu namanya hoax. Bagaimana ceritanya istilah hoax bisa jadi kondang terutama di kalangan pengguna internet? Mulanya, ada film drama berjudul The Hoax pada 1996 di Amerika. Film yang diadaptasi dari novel berjudul sama karya Clifford Irving itu rupanya punya plot yang nggak sama dengan novel aslinya.
Sejak itu, film The Hoax dianggap sebagai film yang menampilkan banyak kebohongan. Akhirnya banyak kalangan di Amerika Serikat yang menggunakan kata ''hoax'' untuk menggambarkan kebohongan. Lambat laun, istilah hoax juga digunakan oleh masyarakat di dunia termasuk Indonesia.
Nah, jika hoax masa kini beredar via kotak pesan e-mail atau artikel di situs tertentu, sadarkah kamu kalau hoax sudah eksis sejak zaman dahulu? Masih ingat gosip bakal datang kiamat yang diworo-worokan lewat selembar kertas? Di dalamnya, si pengirim menyuruh para pembaca untuk menggandakan kertas tersebut biar kiamat nggak jadi datang.
Biasanya kalimatnya berbunyi seperti ini: ''Barang siapa menerima pesan ini, tanpa mengirimkannya ke orang lain, maka Anda akan celaka.'' Pokoknya, isi surat sengaja dibikin sedemikian rupa supaya si penerima surat merasa takut dan terancam. Itulah hoax. Ciri khasnya adalah efek berantai yang ditimbulkan dari berita menggemparkan itu.
Jadi, mulai sekarang marilah kita kenali ciri-ciri hoax. Apa itu? Pertama, topik hoax selalu unik. Misalkan saja foto turis yang nampang di atas gedung kembar WTC dan dilatarbelakangi sebuah pesawat yang hendak menabrak gedung itu. Hm, olahan foto itu berhasil menipu jutaan orang di dunia, lo.
Kedua, berita hoax terkadang disertai dengan istilah ilmiah, angka-angka, bahkan alamat kantor berita di internet biar terlihat asli.
Nah, untungnya di Indonesia penyebar hoax bakal dikenai pidana penjara selama enam tahun dan denda maksimal satu milyar karena melanggar pasal dalam Undang-Undang Informasi dan Transaksi Elektronik (UU ITE). Wah, serius juga, ya? Tapi tetap aja, hoax bikin kita terhoek-hoek atau pengin muntah. Dan mual dan pengin muntah itu bukan hal yang nyaman, kan? (Otit)
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar