Selama beberapa
saat Amanda masih nggak berpaling dari layar ponselnya. Matanya asyik
menjelajah halaman twitter yang ”sedang dibukanya”. Dengan antusias, jemari
Amanda ketak-ketik dengan lincah. Ngapain dia? Ya, gadis manis itu sedang
ikutan kuis adu cepat RT (retweet) yang diselenggarakan oleh salah satu produk
minuman.
Orang seperti Amanda merasa nggak pernah mati gaya di mana pun berada. Bermodal ponsel pintar di tangan, dunia seolah-olah dalam genggamannya. Nggak cuma untuk bisa berinteraksi dengan dunia luar atau mantengin jejaring sosial, ponsel pintarnya bisa dia pakai untuk menjajal peruntungan, misalnya ikutan kuis berhadiah.
Amanda memang gila alias maniak kuis. Sebutan yang populer untuk orang seperti dia adalah ”banci kuis”. Nggak tahu dari mana istilah itu, tapi begitulah sebutannya. Puteri Kartika Maharani (17) nggak jauh beda dengan Amanda. Siswi SMK 6 Semarang tersebut nggak pernah bosan ikutan banyak kuis, lho. Cewek murah senyum itu selalu bersemangat tiap kali ada informasi tentang kuis.
”Info tentang kuis kudapat dari twitter atau facebook. Kalau nggak ya dari pamflet-pamflet,” kata cewek yang akrab dipanggil Puteri itu.
Kuis, kontes, kompetisi, atau apa saja sebangsanya memang banyak diadakan di media sosial di dunia maya. Itu karena sekarang ini medium tersebut lebih akrab dengan masyarakat terutama remaja.
Kuis di twitter misalnya. Jenisnya beragam, antaranya kuis jawab pertanyaan, kuis adu cepat RT, kuis adu cepat jawab, kuis ngajak follow, kuis adu kreatif tweet, kuis balas pantun, kuis twipic, dan kuis rally tweet.
Itu baru twitter. Belum lagi kuis yang muncul di radio, SMS, majalah, atau telepon. Pokoknya kuis bisa dijumpai di mana saja deh. Tapi Puteri lebih suka ikutan kuis yang diselenggarakan di mal-mal.
Dari semua kuis yang dia ikuti, Puteri mengaku sebagian besar berhasil dia taklukkan. ”Lebih banyak menang kuis daripada nggak. Aku bersyukur banget,” katanya.
Tapi keberuntungannya nggak lantas bikin cewek ini lupa diri, lho. Puteri selalu menyisihkan sebagian hadiahnya untuk mereka yang kurang beruntung.
Beberapa bulan lalu, Puteri menang kuis berhadiah duit Rp 5 juta. Karena merasa senang, sebagian duit hadiah itu dia sumbangkan ke sebuah panti asuhan. Selebihnya, duit itu diberikan untuk keluarganya.
Hmm, asyik banget ya jadi Puteri. Sayang, teman-temannya nggak berminat untuk turut mengikuti kebiasaan ikut kuis. ”Kebanyakan mereka malas untuk mencoba. Mereka sering menyepelekan dan belum-belum sudah putus asa, merasa nggak bakal menang,” ujar si maniak kuis tersebut.
Padahal, kuis itu memang iseng-iseng berhadiah. Jadi siap-siap juga kalau nanti nggak dapat hadiah.
Bisa Diupayakan
Tapi menurut Puteri, meski lebih karena keberuntungan, untuk beberapa kuis, untuk menang dan dapat hadiah bisa diupayakan, lho.
Gimana caranya? Ya, khusus untuk kuis yang formatnya menjawab pertanyaan, Puteri punya tipsnya. ”Yang penting nggak grogi. Kalau grogi, konsentrasi jadi menurun, padahal kita harus berpikir keras,” katanya, ”Selain itu, kebanyakan peserta salah dan didiskualifikasi karena nggak mematuhi atau mengetahui instruksinya. Jadi, yang harus kita lakukan adalah memperhatikan instruksi dan peraturan game.”
Kecanduan kuis juga dirasakan Intan Permatasari. Siswi SMK Farmasi Yayasan Pharmasi Semarang itu baru kali pertama ikut kuis seminggu yang lalu. Dia malah menang saat ikutan kali pertama.
”Aku nggak akan melewatkan acara kuis. Aku pasti ikut lagi kalau memang ada yang ngadain,” katanya bersemangat.
Intan menambahkan, ikut kuis buatnya merupakan pelampiasan dari kegalauan. ”Acara kuis yang saya ikuti beberapa waktu lalu itu menyenangkan banget. Rasa galau, sedih ditinggal pacar, bingung dengan tugas sekolah, bisa hilang berkat ikut kuis yang seru dan gokil.”
Wah, kalau versi Intan, ikutan kuis banyak manfaatnya, ya? Dari obat pengusir galau, penambah rasa percaya diri, sampai dapat rezeki nomplok. Hm, siapa sih yang hari gini bakal nolak gratisan?
Tapi tunggu dulu. Ada juga anak muda yang nggak begitu berminat ikut kuis, lho. Aulia Fahruddin salah satunya. Rudi, panggilan akrabnya, menganggap ikut kuis itu nggak penting dan menghabiskan waktu saja.
”Aku nggak termasuk orang yang suka cari peruntungan, jadi jarang banget ikut kuis apalagi yang diadakan di twitter atau facebook,” terang siswa SMK 7 Semarang itu.
Menurut Rudi jika kita menginginkan barang, maka lakukan hal yang pasti-pasti saja. ”Pengin beli apa, ya nabung dulu. Jangan mengandalkan hadiah kuis atau yang lain,” terang cowok yang hobi main bola itu. (Otit)
Orang seperti Amanda merasa nggak pernah mati gaya di mana pun berada. Bermodal ponsel pintar di tangan, dunia seolah-olah dalam genggamannya. Nggak cuma untuk bisa berinteraksi dengan dunia luar atau mantengin jejaring sosial, ponsel pintarnya bisa dia pakai untuk menjajal peruntungan, misalnya ikutan kuis berhadiah.
Amanda memang gila alias maniak kuis. Sebutan yang populer untuk orang seperti dia adalah ”banci kuis”. Nggak tahu dari mana istilah itu, tapi begitulah sebutannya. Puteri Kartika Maharani (17) nggak jauh beda dengan Amanda. Siswi SMK 6 Semarang tersebut nggak pernah bosan ikutan banyak kuis, lho. Cewek murah senyum itu selalu bersemangat tiap kali ada informasi tentang kuis.
”Info tentang kuis kudapat dari twitter atau facebook. Kalau nggak ya dari pamflet-pamflet,” kata cewek yang akrab dipanggil Puteri itu.
Kuis, kontes, kompetisi, atau apa saja sebangsanya memang banyak diadakan di media sosial di dunia maya. Itu karena sekarang ini medium tersebut lebih akrab dengan masyarakat terutama remaja.
Kuis di twitter misalnya. Jenisnya beragam, antaranya kuis jawab pertanyaan, kuis adu cepat RT, kuis adu cepat jawab, kuis ngajak follow, kuis adu kreatif tweet, kuis balas pantun, kuis twipic, dan kuis rally tweet.
Itu baru twitter. Belum lagi kuis yang muncul di radio, SMS, majalah, atau telepon. Pokoknya kuis bisa dijumpai di mana saja deh. Tapi Puteri lebih suka ikutan kuis yang diselenggarakan di mal-mal.
Dari semua kuis yang dia ikuti, Puteri mengaku sebagian besar berhasil dia taklukkan. ”Lebih banyak menang kuis daripada nggak. Aku bersyukur banget,” katanya.
Tapi keberuntungannya nggak lantas bikin cewek ini lupa diri, lho. Puteri selalu menyisihkan sebagian hadiahnya untuk mereka yang kurang beruntung.
Beberapa bulan lalu, Puteri menang kuis berhadiah duit Rp 5 juta. Karena merasa senang, sebagian duit hadiah itu dia sumbangkan ke sebuah panti asuhan. Selebihnya, duit itu diberikan untuk keluarganya.
Hmm, asyik banget ya jadi Puteri. Sayang, teman-temannya nggak berminat untuk turut mengikuti kebiasaan ikut kuis. ”Kebanyakan mereka malas untuk mencoba. Mereka sering menyepelekan dan belum-belum sudah putus asa, merasa nggak bakal menang,” ujar si maniak kuis tersebut.
Padahal, kuis itu memang iseng-iseng berhadiah. Jadi siap-siap juga kalau nanti nggak dapat hadiah.
Bisa Diupayakan
Tapi menurut Puteri, meski lebih karena keberuntungan, untuk beberapa kuis, untuk menang dan dapat hadiah bisa diupayakan, lho.
Gimana caranya? Ya, khusus untuk kuis yang formatnya menjawab pertanyaan, Puteri punya tipsnya. ”Yang penting nggak grogi. Kalau grogi, konsentrasi jadi menurun, padahal kita harus berpikir keras,” katanya, ”Selain itu, kebanyakan peserta salah dan didiskualifikasi karena nggak mematuhi atau mengetahui instruksinya. Jadi, yang harus kita lakukan adalah memperhatikan instruksi dan peraturan game.”
Kecanduan kuis juga dirasakan Intan Permatasari. Siswi SMK Farmasi Yayasan Pharmasi Semarang itu baru kali pertama ikut kuis seminggu yang lalu. Dia malah menang saat ikutan kali pertama.
”Aku nggak akan melewatkan acara kuis. Aku pasti ikut lagi kalau memang ada yang ngadain,” katanya bersemangat.
Intan menambahkan, ikut kuis buatnya merupakan pelampiasan dari kegalauan. ”Acara kuis yang saya ikuti beberapa waktu lalu itu menyenangkan banget. Rasa galau, sedih ditinggal pacar, bingung dengan tugas sekolah, bisa hilang berkat ikut kuis yang seru dan gokil.”
Wah, kalau versi Intan, ikutan kuis banyak manfaatnya, ya? Dari obat pengusir galau, penambah rasa percaya diri, sampai dapat rezeki nomplok. Hm, siapa sih yang hari gini bakal nolak gratisan?
Tapi tunggu dulu. Ada juga anak muda yang nggak begitu berminat ikut kuis, lho. Aulia Fahruddin salah satunya. Rudi, panggilan akrabnya, menganggap ikut kuis itu nggak penting dan menghabiskan waktu saja.
”Aku nggak termasuk orang yang suka cari peruntungan, jadi jarang banget ikut kuis apalagi yang diadakan di twitter atau facebook,” terang siswa SMK 7 Semarang itu.
Menurut Rudi jika kita menginginkan barang, maka lakukan hal yang pasti-pasti saja. ”Pengin beli apa, ya nabung dulu. Jangan mengandalkan hadiah kuis atau yang lain,” terang cowok yang hobi main bola itu. (Otit)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar