Sabtu, 15 Desember 2012

Bukan Kerik Jangkrik

Coba kamu bayangkan suasana pedesaan di malam hari. Tempatnya masih ditumbuhi banyak pohon. Suasana yang sunyi dan tanpa polusi membuat para serangga malam bebas mengeluarkan bunyi, nggak terkecuali jangkrik. Krik-krik-krik, itulah bunyinya. Sudah kebayang betapa damainya berada pada kondisi seperti itu, kan?
Nah, siapa sangka suasana hening lengkap dengan bunyi jangkrik itu menginspirasi para anak muda melahirkan istilah baru, yaitu ''krik-krik-krik''. Tentunya ini makin bikin kosakata gaul kamu bertambah.
Tapi sebelum memasukkan kata ''krik-krik-krik'' ke dalam daftar kata populer, sudahkah kamu tahu maknanya? Bisa jadi kamu yang doyan banget nonton film kartun sudah mengerti. Pasalnya gambaran susana sunyi ditambah semilir angin dan bunyi jangkrik kerap muncul di film anime Jepang. Bahkan pada komik pun gambaran seperti ini sering ada.
Simak dulu percakapan ini. Dengan begitu kamu bisa membayangkan ''krik-krik-krik'' berguna untuk mendeskripsikan hal-hal tertentu.
''Hei, kamu sudah mengerjakan PR dari Bu Indri?'' tanya Iyok kepada Mamet.
Sebagai lawan bicara, si Mamet pun menjawab, ''Ah, nggak juga sih. Kamu saja yang kayak gitu.''
Dengan muka kusut, Iyok berkata lirih, hampir nggak terdengar, ''Krik-krik-krik''.
Yups, jawaban Mamet memang nggak nyambung banget. Nggak heran kalau Iyok mendadak bete karena seolah-olah pertanyaan darinya tentang PR nggak dianggap oleh Mamet. Kalau adegan ini muncul di film kartun, pasti muncul efek bunyi jangkrik. Berhubung di dunia nyata, Iyoklah yang menggantinya dengan ucapan ''krik-krik-krik''.
Selain berguna untuk menggambarkan dialog yang nggak nyambung, suasana sunyi dan bunyi ''krik-krik-krik'' juga tepat untuk menggambarkan dialog yang nggak lucu alias garing. Coba simak dulu dialog berikut ini.
Sastro sedang berusaha melawak di depan kelas. Di hadapan teman-temannya, Sastro mulai membuka dialog. ''Hei teman-teman. Sapi apa yang nempel di tembok?''
Serentak teman-temannya bilang, ''Nggak tahu!'' Dengan percaya diri Sastro menjawab, ''Jawabannya adalah stiker sapi. Hahaha''.
Kebayang dong bagaimana ekspresi temantemannya seketika itu? Hm, ibarat film kartun, pasti sudah muncul jangkrik dimana-mana. Salah seorang teman Sastro tiba-tiba nyeletuk, ''Hei, lawakan kamu krik-krik banget sih. Nggak lucu tahu.'' Sastro pun manyun.
Nah, karena lucu dan mudah diterapkan, ''krik-krik-krik'' kini marak juga digunakan di forum- forum dunia maya, lo. Tentu saja fungsinya masih sama, apalagi kalau nggak untuk menggambarkan dialog yang nggak nyambung atau nggak lucu. Hm, kata baru bisa muncul dari mana saja, terbukti juga, kan? Bahkan serangga simbol ketenangan semacam jangkrik pun bisa menginspirasi.
Yups, selama semangat kreativitas nggak pernah padam, bakal terus ada kata-kata baru yang muncul. Kita tunggu saja.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar